Perbedaan
UEFI dan BIOS
Sebenarnya keduanya memiliki fungsi yang
sama, yaitu sebagai penghubung informasi antara hardware, firmware, dan
software. Atau lebih mudahnya baik UEFI maupun BIOS adalah sebuah fungsi yang
bertugas pertama kali mengecek kondisi hardware saat komputer/ PC menyala
hingga sampai ke mode desktop. BIOS dan UEFI juga berfungsi sebagai penerjemah
antara sistem operasi dan firmware komputer.
UEFI hadir untuk menggantikan BIOS
dengan membawa fitur dan tampilan baru yang tidak bisa lagi
diimplementasikan/dijalankan pada BIOS. Meskipun antara UEFI dan BIOS memiliki
fungsi yang sama. Namun keduanya memilikii perbedaan
dari segi fitur, kapasitas, keamanan dan performa. UEFI sebagai pengganti
BIOS dengan fitur, tampilan dan kemampuan yang bisa mendukung perkembangan teknologi
saat ini.
Kelebihan UEFI (Unified Extensible
Firmware Interface) dibanding dengan BIOS (Basic Input Output System) :
1. UEFI mendukung kapasitas penyimpanan hardisk lebih
dari 2 TB, sedangkan BIOS maksimal kapasitas penyimpanan harddisk hanya 2 TB.
Dengan kebutuhan penyimpanan data yang terus meningkat, maka fungsi BIOS tidak
lagi memenuhi kebutuhan kapasitas yang saat ini semakin meningkat.
2. BIOS menggunakan
Master Boot Record (MBR) untuk menyimpan informasi mengenai data hard drive
sementara UEFI menggunakan tabel partisi GUID (GPT). Perbedaan utama antara
keduanya adalah bahwa MBR menggunakan entri 32-bit dalam tabel nya yang
membatasi partisi fisik total hanya 4. Setiap partisi hanya bisa maksimal 2TB
dalam ukuran, sementara GPT menggunakan entri 64-bit dalam tabel yang mana
secara dramatis memperluas dukungan untuk kemungkinan ukuran hard drive. Selain
itu fitur baru dan perangkat tambahan yang tidak dapat dilaksanakan melalui
BIOS
3. Tampilan UEFI lebih
menarik daripada tampilan BIOS. Selain itu saat menggunakan mode UEFI sudah
bisa menggunakan mouse, touchpad dan taouchscreen untuk navigasinya. Sehingga
lebih user friendly. Sedangkan BIOS hanya bisa menggunakan keyboard.
Diantara BIOS dan UEFI ada satu lagi yang perlu kita ketahui, yaitu BIOS EFI .
BIOS kita pergunakan saat kita ingin mengetahui
konfgurasi hardware atau ingin mengubahnya, misalnya seperti mengubah urutan
booting ataupun mengaktifkan hardware tertentu dan lainnya. BIOS berjalan pada
modus real (real-mode) yang lambat. Para desainer PC sepakat mengganti BIOS dan
dinamakan EFI (Extensible Firmware Interface) diturunkan dari arsitektur IA-64
(Itanium). EFI (Extensible Firmware
Interface) inilah kemudian yang menjadi
cikal bakal berkembanya software UEFI.
EFI memiliki fungsi lebih luas dan lebih baik dari
BIOS (Basic Input Output System), sebelum sistem operasi loading sistem EFI
bisa ditambahkan beberapa kode sendiri, bisa dijalankan di banyak platform,
bisa ditulis di bahasa C dan banyak kelebihan lainnya lagi dari EFI (Extensible
Firmware Interface). Intel mengembangkan EFI namun hanya berakhir di versi 1.10
dan kemudian menyerahkannya ke sebuah forum UEFI (Unified EFI) dimana para
anggotanya adalah produsen besar di bidang komputer seperti AMD, Apple, Dell,
dan lainnya.
Spesifikasi
dari BIOS EFI :
1. EFI memiliki fungsi
lebih luas dan lebih baik dari BIOS (Basic Input Output System).
2. Sebelum sistem operasi
loading sistem EFI bisa ditambahkan beberapa kode sendiri.
3. Bisa dijalankan di
banyak platform, dan bisa ditulis di bahasa C.
4. Sistem security
pada BIOS EFI masih lemah dibandingkan dengan BIOS UEFI.
Inilah
Perbedaan tampilan antara BIOS, BIOS UEFI, dan BIOS EFI :
Tampilan BIOS
Tampilan EFI
Tampilan UEFI
Diambil dari beberapa sumber.
1 komentar:
komentarakhirnya, ngerti juga
Replymakasih bang, penjelasannya mudah dipahami